15 Juni 2012

Biografi Plato: Filosofi Yunani Klasik


Plato adalah seorang dari salah satu Filosofi Yunani Klasik. Dia dilahirkan di Athena pad tahun 427 SM. Plato berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang peranan penting dalam politik Athena.
            Semula namanya adalah Aristokles. Dia diberi nama Plato karena guru senamnya yang memberikan nama itu kepadanya. Gurunya bisa memberikan nama itu karena nama itu cocok dengan postur tubuhnya yang tegap dan parasnya yang elok. Di masa remaja Plato besahabat dan berguru dengan salah satu filsof yunani yang juga tersohor, Socrates. Tapi sahabat sekaligus gurunya itu pada umur tujuh puluh tahun dihukum mati karena dituduh melakukan hal yang hina dan merusak akhlak angkatan pemuda Athena. Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Socrates ini membuat Plato membenci pemerintahan demokratis. Karena menurut Plato Socrates adalah orang terbijaksana orang terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia yang pernah dia kenal. Setelah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan selama 10-12 tahun mengembara ke mana kaki membawa.
Dalam pengembaraannya ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofnya. Ada yang mengatakan ketika ia di Megara, ia mengarang beberapa dialog mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup yang berdasarkan ajaran Socrates. Dari Megara ia ke Kyrena, di mana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang bernama Theodoros. Di Kyrena, ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Setelah dari Kyrena ia melanjutkan perjalanannya ke Italia Selatan lalu ke Sirakusa di Pulau Sisilia. Di sini  dia mempunyai seorang sahabat yang bernama Dionysios. Di antara mereka berdua membuat sebuah kesepakatan, agar Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya, agar tercapai suatu perbaikan sosial. Suatu hari Plato merasakan danya sebuah kesempatan untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintahan. Menurutnya bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja-raja atau raja-raja menjadi filosof. Tetapi ajaran Plato yang dititikberatkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan yang lambat laun menjemukan Dionysios. Akhirnya karena kejenuhan ini Dionysios Plato di tuduh sabagai seseorang yang berbahaya bagi kerajaan yang dipimpin oleh Dionysios. Tetapi Plato dibebaskan oleh seorang bekas muridnya, Annikeris. 
Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan Akademia sebagai pusat penyelidikan ilmiah dan disekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu menjadikan filusuf-filusuf yang siap menjadi pemimpin negara. Dari Akademia munculah perguruan-perguruan yang saat ini lebih menekankan pada kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan megajar di akademia ini hingga akhir hayatnya. Plato mengajar dengan caranya sendiri yaitu berjalan-jalan di kebun. Dalam pengajarannya itu ia juga menggunakan sistem dialog, bersoal-jawab seperti yang dilakukan oleh Socrates. Memberi uraian dan mengajar filosofi berdasarkan dialog, bersoal-jawab adalah kerja utama Plato. Hanya di waktu luang ia mencurahkan pikirannya pada karang-mengarang tentang berbagai masalah. Plato tidak pernah menikah dan tidak mempunyai anak. Kemenakannya Speusippos menggantikannya mengurus Akademia.
Semasa hidupnya Plato sudah megarang beberapa buku. Tulisan-tulisannya rata-rata hampir berbentuk dialogkarena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara lisan di Akademia-nya. Disatu sisi ia masih mempercayai beberapa mitos yang digunakan olehnya untuk mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal adiduniawi. Dan tentunya ia banyak dipengaruhi oleh gurunya, Sokrates dalam pemikirannya. . Jumlahnya tidak kurang dari 34 buku. Kebanyakan dari karya Plato didasarkan pada idea, cita-cita, yang tertinggi, idea kebaikan, pokok pendirian dalam dialog-dialog tidak sama semuanya. Ada yang menemukakan bahwa perbedaan-perbedaan itu karena kemauan dari kemajuan dalam alam pikiran Plato.
Ada dua pendapat yang dapat membantu dalam memahami karya Plato yang begitu banyak. Yang pertama dengan cara metodik. Cara ini dikemukakan oleh FR. Schleiermacher yang dalam pendahuluan di bukunya yang berisikan terjemahan dialog Plato dalm bahasa Jerman(804-1810 dan 1828). Schleiermacher mengatakan bahwa ketegasan kata Plato tidak dapat diketahui dari tulisannya saja. Bagian yang terbesar dari pendapatnya dilakukannya saat mengajarkan filosofinya bahwa ajaran yang dibentangkannya kepada pembacanya sudah dipahamkannya benar-benar. Mula-mula disiapkannya pembaca dengan pengetahuan yang elementer. Kemudian pembaca itu diajaknya memikirkan hal-hal itu dengan jalan dialektik sampai akhirnya pikirannya matang tentang masalah itu. Tulisan-tulisan Plato bersifat konstruktif, seperti Dialoge, Republik dan Timalos. Kedua dengan cara genetik, mengikuti perkembangannya. Cara ini dikemukakan oleh Carl Fredrich Hermann dalam bukunya”Sejarah dan Sistem Filosofi Plato”, terbit pada tahun 1839. Fredrich berpendapat bahwa tulisan-tulisan Plato dapat diikuti perkembangan pikirannya sendiri. Ia bermula dengan yang kecil dan maju sampai yang besar. Menurut Fredrich menempatkan tulisan Plato dalam empat masa, dimana tiap masa mempunyai karakteristik sendiri. Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa mudanya yaitu waktu Socrayes hidup dan meninggal. Buku-bukunya yang ditulis pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Kedua buah tangan yang ditulisnya pada masa yang dikenal”masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara,  yaitu waktu Plato tinggal sementara di situ. Dialog-dialog yang di duga di tulisnya dalam masa itu adalah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan lainnya. Ketiga di masa matangnya, tulisannya masa itu dan tersohor sepanjang masa adalah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku II-X. Keempat, buku yang ditulisnya pada masa tuanya. Dialog yang dikarangnya pada masa itu adalah Theaitetos, Parmenides, Shopistos, Politikos, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi.
Dalam menjalani hidupnya Plato mempunyai pandangan seperti Socrates. Pandangan Plato ini bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi baik. Budi menurutnya adalah tahu. Orang yang berpengetahuan denagn sendirinya berbudi baik. Oleh sebab itu di sempirnakan oleh pengetahuan dan pengertian.
Pandangan Plato bersendi pada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan di praktikkan dalam hidup. Karena kemauan seseorang bergantung kepada pendapatnya serta nilai kemauan itu terletak pada pendapat itu. Dari pengetahuan yang sebenarnya dapat dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadi menurut Plato, budi terdiri dari dua macam. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup tidak muncul dari keyakinan, melainkan kepada moral orang banyak dalam kehidupan sehari-hari.
 Ajaran-ajaran yang diterangkan oleh Plato antara lain, yaitu
1.      Ajaran tentang idea-idea
Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitu dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap terus berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba sempurna.     Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara idea dan realitas jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas jasmani ini melalui 3 cara. Pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian dalam idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat. Ketiga, Idea merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang menyerupai model tersebut.
2.      Ajaran tentang jiwa
Plato menganggap bahwa jiwa meruakan pusat atau inti sari kepribadian manusia, dan pandangannya ini dipengaruhi oleh sokrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Jiwa mempunyai sifat-sifat yang sama dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmani pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja maka Plato menganggap tugas seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.
3.      Ajaran tentang etika
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengaatakan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani kuno yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos atau adat kebiasaan saja dan bukan physis atau kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kdratnya hidup dalam polis atau negara.
4.      Ajaran tentang negara
Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhan pun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Ada tiga golongan dalam negara yang baik. Pertama, Golongan penjaga yang tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui “yang baik” dan kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis. Plato tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut. dapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarki, karena jika hanya monarki maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu dmokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu didadakan penggabungan, dan negara in berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosofis. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu serta seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak dapat ia lukiskan dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada satu seorang filosof yang menandingi Plato dalam hal yang satu ini.



Daftar Sumber
Anonim.2008.Plato-Filosof Yunani Kuno diakses dari http://www.googlebottle.com/tokoh-dunia/plato-filosof-yunani-kuno.html  pada 7 Desember 2008.
Anonim.2009.Biografi Tokoh Dunia(Kumpulan Biografi dan Profil Para Tokoh Terkenal Dunia) diakses dari http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-plato.html
Arif.2007.Selayang Pandang tentang Plato diakses dari http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/05/06/selayang-pandang-tentang-plato/
Iriwij.2008.Paradoks Tentang Forma dalam Antagonisme Plato terhadap Seni diakses dari http://iriwij.wordpress.com/2008/07/25/paradoks-tentang-forma-dalam-antagonisme-plato-terhadap-seni/ pada 25 Juli 2008.







Tidak ada komentar: