15 Juni 2012

Biografi Plato: Filosofi Yunani Klasik


Plato adalah seorang dari salah satu Filosofi Yunani Klasik. Dia dilahirkan di Athena pad tahun 427 SM. Plato berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang peranan penting dalam politik Athena.
            Semula namanya adalah Aristokles. Dia diberi nama Plato karena guru senamnya yang memberikan nama itu kepadanya. Gurunya bisa memberikan nama itu karena nama itu cocok dengan postur tubuhnya yang tegap dan parasnya yang elok. Di masa remaja Plato besahabat dan berguru dengan salah satu filsof yunani yang juga tersohor, Socrates. Tapi sahabat sekaligus gurunya itu pada umur tujuh puluh tahun dihukum mati karena dituduh melakukan hal yang hina dan merusak akhlak angkatan pemuda Athena. Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Socrates ini membuat Plato membenci pemerintahan demokratis. Karena menurut Plato Socrates adalah orang terbijaksana orang terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia yang pernah dia kenal. Setelah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan selama 10-12 tahun mengembara ke mana kaki membawa.
Dalam pengembaraannya ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofnya. Ada yang mengatakan ketika ia di Megara, ia mengarang beberapa dialog mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup yang berdasarkan ajaran Socrates. Dari Megara ia ke Kyrena, di mana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang bernama Theodoros. Di Kyrena, ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Setelah dari Kyrena ia melanjutkan perjalanannya ke Italia Selatan lalu ke Sirakusa di Pulau Sisilia. Di sini  dia mempunyai seorang sahabat yang bernama Dionysios. Di antara mereka berdua membuat sebuah kesepakatan, agar Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya, agar tercapai suatu perbaikan sosial. Suatu hari Plato merasakan danya sebuah kesempatan untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintahan. Menurutnya bahwa kesengsaraan di dunia tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja-raja atau raja-raja menjadi filosof. Tetapi ajaran Plato yang dititikberatkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan yang lambat laun menjemukan Dionysios. Akhirnya karena kejenuhan ini Dionysios Plato di tuduh sabagai seseorang yang berbahaya bagi kerajaan yang dipimpin oleh Dionysios. Tetapi Plato dibebaskan oleh seorang bekas muridnya, Annikeris. 
Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan Akademia sebagai pusat penyelidikan ilmiah dan disekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu menjadikan filusuf-filusuf yang siap menjadi pemimpin negara. Dari Akademia munculah perguruan-perguruan yang saat ini lebih menekankan pada kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan megajar di akademia ini hingga akhir hayatnya. Plato mengajar dengan caranya sendiri yaitu berjalan-jalan di kebun. Dalam pengajarannya itu ia juga menggunakan sistem dialog, bersoal-jawab seperti yang dilakukan oleh Socrates. Memberi uraian dan mengajar filosofi berdasarkan dialog, bersoal-jawab adalah kerja utama Plato. Hanya di waktu luang ia mencurahkan pikirannya pada karang-mengarang tentang berbagai masalah. Plato tidak pernah menikah dan tidak mempunyai anak. Kemenakannya Speusippos menggantikannya mengurus Akademia.
Semasa hidupnya Plato sudah megarang beberapa buku. Tulisan-tulisannya rata-rata hampir berbentuk dialogkarena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara lisan di Akademia-nya. Disatu sisi ia masih mempercayai beberapa mitos yang digunakan olehnya untuk mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal adiduniawi. Dan tentunya ia banyak dipengaruhi oleh gurunya, Sokrates dalam pemikirannya. . Jumlahnya tidak kurang dari 34 buku. Kebanyakan dari karya Plato didasarkan pada idea, cita-cita, yang tertinggi, idea kebaikan, pokok pendirian dalam dialog-dialog tidak sama semuanya. Ada yang menemukakan bahwa perbedaan-perbedaan itu karena kemauan dari kemajuan dalam alam pikiran Plato.
Ada dua pendapat yang dapat membantu dalam memahami karya Plato yang begitu banyak. Yang pertama dengan cara metodik. Cara ini dikemukakan oleh FR. Schleiermacher yang dalam pendahuluan di bukunya yang berisikan terjemahan dialog Plato dalm bahasa Jerman(804-1810 dan 1828). Schleiermacher mengatakan bahwa ketegasan kata Plato tidak dapat diketahui dari tulisannya saja. Bagian yang terbesar dari pendapatnya dilakukannya saat mengajarkan filosofinya bahwa ajaran yang dibentangkannya kepada pembacanya sudah dipahamkannya benar-benar. Mula-mula disiapkannya pembaca dengan pengetahuan yang elementer. Kemudian pembaca itu diajaknya memikirkan hal-hal itu dengan jalan dialektik sampai akhirnya pikirannya matang tentang masalah itu. Tulisan-tulisan Plato bersifat konstruktif, seperti Dialoge, Republik dan Timalos. Kedua dengan cara genetik, mengikuti perkembangannya. Cara ini dikemukakan oleh Carl Fredrich Hermann dalam bukunya”Sejarah dan Sistem Filosofi Plato”, terbit pada tahun 1839. Fredrich berpendapat bahwa tulisan-tulisan Plato dapat diikuti perkembangan pikirannya sendiri. Ia bermula dengan yang kecil dan maju sampai yang besar. Menurut Fredrich menempatkan tulisan Plato dalam empat masa, dimana tiap masa mempunyai karakteristik sendiri. Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa mudanya yaitu waktu Socrayes hidup dan meninggal. Buku-bukunya yang ditulis pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Kedua buah tangan yang ditulisnya pada masa yang dikenal”masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara,  yaitu waktu Plato tinggal sementara di situ. Dialog-dialog yang di duga di tulisnya dalam masa itu adalah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan lainnya. Ketiga di masa matangnya, tulisannya masa itu dan tersohor sepanjang masa adalah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku II-X. Keempat, buku yang ditulisnya pada masa tuanya. Dialog yang dikarangnya pada masa itu adalah Theaitetos, Parmenides, Shopistos, Politikos, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi.
Dalam menjalani hidupnya Plato mempunyai pandangan seperti Socrates. Pandangan Plato ini bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi baik. Budi menurutnya adalah tahu. Orang yang berpengetahuan denagn sendirinya berbudi baik. Oleh sebab itu di sempirnakan oleh pengetahuan dan pengertian.
Pandangan Plato bersendi pada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan di praktikkan dalam hidup. Karena kemauan seseorang bergantung kepada pendapatnya serta nilai kemauan itu terletak pada pendapat itu. Dari pengetahuan yang sebenarnya dapat dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadi menurut Plato, budi terdiri dari dua macam. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup tidak muncul dari keyakinan, melainkan kepada moral orang banyak dalam kehidupan sehari-hari.
 Ajaran-ajaran yang diterangkan oleh Plato antara lain, yaitu
1.      Ajaran tentang idea-idea
Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitu dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap terus berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba sempurna.     Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara idea dan realitas jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas jasmani ini melalui 3 cara. Pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian dalam idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat. Ketiga, Idea merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang menyerupai model tersebut.
2.      Ajaran tentang jiwa
Plato menganggap bahwa jiwa meruakan pusat atau inti sari kepribadian manusia, dan pandangannya ini dipengaruhi oleh sokrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Jiwa mempunyai sifat-sifat yang sama dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmani pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja maka Plato menganggap tugas seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.
3.      Ajaran tentang etika
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengaatakan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani kuno yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos atau adat kebiasaan saja dan bukan physis atau kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kdratnya hidup dalam polis atau negara.
4.      Ajaran tentang negara
Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhan pun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Ada tiga golongan dalam negara yang baik. Pertama, Golongan penjaga yang tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui “yang baik” dan kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis. Plato tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut. dapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarki, karena jika hanya monarki maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu dmokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu didadakan penggabungan, dan negara in berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosofis. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu serta seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak dapat ia lukiskan dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada satu seorang filosof yang menandingi Plato dalam hal yang satu ini.



Daftar Sumber
Anonim.2008.Plato-Filosof Yunani Kuno diakses dari http://www.googlebottle.com/tokoh-dunia/plato-filosof-yunani-kuno.html  pada 7 Desember 2008.
Anonim.2009.Biografi Tokoh Dunia(Kumpulan Biografi dan Profil Para Tokoh Terkenal Dunia) diakses dari http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-plato.html
Arif.2007.Selayang Pandang tentang Plato diakses dari http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/05/06/selayang-pandang-tentang-plato/
Iriwij.2008.Paradoks Tentang Forma dalam Antagonisme Plato terhadap Seni diakses dari http://iriwij.wordpress.com/2008/07/25/paradoks-tentang-forma-dalam-antagonisme-plato-terhadap-seni/ pada 25 Juli 2008.







9 Juni 2012

Reog....reog....reog Ponorogo Cah...!!!!!


Reog adalah sendratari tradisional yang berasal dan berkembang di kabupaten ponorogo. Reog dapat segera dikenali dari irama gamelannya yang membangkitkan semangat, serta baunya yang menimbulkan rangsang & daya tarik. Biasanya pergelaran reog didukung oleh kekuatan mistik. Hal ini mengakibatkan pertunjukkannya kadang-kadang menyeramkan. Dulu  reog merupakan sebuah tarian arakan cinta raja kerajaan wengker (kini Ponorogo) yang meminang putri kilisuci anak airlangga, raja kediri. Kini reog biasa dimainkan dalam resepsi pernikahan, khitanan, atau juga untuk menyambut tamu agung. Kadang-kadang reog juga dimainkan pada perayaan-perayaan lain, misalnya pasar malam, taman hiburan, setiap minggu juga mempergelarkan reog.
Perangkat musik reog sederhana. Irama melodi anehnya berasal dari bunyi terompet khusus yang disebut salompret bernada pelog diiringi rampak ketipung, kendang, ketuk, kenong, gong serta angklung yang bernada slendro. Nada-nada sumbang yang dihasilkan, yang merupakan panduan antara laras slendro dan pelog, menghasilkan suasanan mistik, aneh, sekaligus mempesona. Iramanya yang dinamis dan bergelora sangat mudah mengundang penonton untuk berkumpul.
Pakaian pemain reog serba hitam dengan ikat kepala yang disebut udeng. Bajunya berwarna hitam, longgar, tidak bercorak dan dipakai tanpa mengaitkan kancingnya sehingga dada pemakainya tampak jelas. Celananya yang sangat longgar juga berwarna hitam : panjangnya hanya sampai di bawah lutut. Celana ini dilengkapi ikat pinggang (koloran) berwarna putih.
Reog ponorogo biasanya terbagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok pengawal atau kelompok pembuka, kelompok dengan sikap garang dan angkuh yang terdiri atas 3 sampai 4 orang bercelana panjang longgar hitam dengan kaus bergaris merah hitam. Kelompok kedua adalah kelompok pendamping bertugas mengamankan situasi dan biasanya berada di sisi kanan kiri rombongan. Kelompok ketiga adalah kelompok penari terdiri atas pemain barongan, pemain topeng, penari kuda kepang, serta penari dan pemain cadangan. Kelompok keempat adalah kelompok pemukul gamelan yang lazimnya berada di belakang para penari terdiri atas peniup terompet, pemukul gendong dan gong, pemusik angklung, pemukul, ketuk kenong, pemukul ketipung serta 2 orang pemikul dan pemukul kempul; dan kelompok penggiring yang merupakan kelompok terbesar biasanya berada paling belakang untuk ikut menari, menyanyi dan bersorak sorai menghidupkan suasana.
Ada 3 hal yang melengkapi saat pertunjukkan reog yaitu Barongan yang melambangkan harimau dan dhadhak merak yang melambangkan burung merak, Topeng, Kuda kepang yang melambangkan binatang piaraan tunggangan manusia. Barongan dan dhadhak merak, yang selalu berpasangan sangat tenang, berwibawa meskipun angkuh. Dhadhak merak yang digunakn beratnya berkisar 50-70 kg. Biasanya barongan dilakukan oleh dua orang. Gerakan yang sering digunakan barongan saat pementasannya yaitu menggerakkan kepala belakang lalu dihentakkan ke depan (kebat), mengibaskan dhadhak ke samping (gebes), menjatuhkan diri ke tanah lalu berguling (guling), hingga melentingkan tubuhnya ke belakang hinggga kedua tanagnnya menyentuh tanah (ngayang) lalu dengan mengandalkan kekuatan dan kelenturan gigi, kembali berdiri pada posisi semula, barongan yang lain berdiri dipinggir lingkaran, kadang-kadang berjalan mengelilingi lingkar pementasan (kiter) atau menggerak-gerakkan bulu-bulu merak dengan tanagnnya (keblak), pertunjukkan barongan ini lebih merupakan pertunjukkan adu ketangkasan antara dua pembarong. Masing-masing memamerkan kekuatan dan kelenturan tubuh mereka
Topeng yang selalu dikenakan bujangganong yang pandai berakrobat menimbulkan kesan lucu dengan geraknya yang lincah. Reog ponorogo memiliki 3 wujud topeng, yakni topeng hewan, topeng manusia dan topeng raksasa. Topeng barongan adalah topeng hewan, sedangkan topeng bujangganong, topeng berwujud raksasa dengan dahi mengganong (menjorok) adalah topeng raksasa. Warna topeng raksasa ini merah tua atau hitam, matanya melotot, rambutnya panjang ke depan, serta hidungnya besar dan panjang. Yang merupakan topeng manusia adalah topeng kelono. Topeng berambut panjang ini memerankan prabu kelono sewandono.
Bila kuda kepang mulai beraksi, pertunjukan mulai menyeramkan karena unsur magisnya meskipun gaya kuda kepang ini cukup lunak dengan mimik mempesona yang memikat penonton.
 Di dalam pertunjukkan reog juga terdapat penari jathil yang terdiri atas 4 orang baik itu jathil cilik maupun jathil dewasa, penari jathil memakai pakaian bermotif parang barong, stagen berwarna merah, diselipkan sempur bewarna kuning dan merah dan ikat kepala. Penari jathil juga tak lupa memasang tahi lalat palsu di dahi. Tahi lalat yuang dipasang di dagu pada penari jathil merupakan kontruksi komunitas Reog agar telihat “cantik” atau paling tidak “manis”. Penari jathil yang ikut dalam pementasan reog ada yang berumur 11-12 dan disebut sebagai jathil cilik. Sedangkan jathil dewasa berumur 18-21. Dalam pementasannya jathil cilik menggunakan jaran kepang(eblek) dan gerakan-gerakan yang ditarikan adalah sembah, jalan nyongklang, kebyak sampur, ukel, sedangkan penari jathil dewasa tidak menggunakan jaran kepang. Pakaian yang digunakan adalah kemeja pitih mengkilat, kemeja brukat transparan dan memakai kemeja bewarna merah dengan bahan brukat.
Tari jathil sudah ada sejak zaman prasejarah yang digunakan dalam upacara pemujaan kuda (totemisme) ini dahulu dilakukan oleh hanya dua orang saja yang menunggang kuda-kudaan dari anyaman bambu. Penunggang kuda dibuat kesurupan sehingga berlaku sebagai kuda, yakni dicambuki, diberi makan rumput, makan padi dan daun-daunan lain kegemaran seekor kuda. Hadirnya roh (non material) dalam material, jiwa dalam badan jatilan merupakan simbol paradoks. Yang paradoks itu berupa bersatunya dua unsur yang saling bertentangan. Semua kehadiran dualistik ini saling membelakangi atau berhadapan hadir dalam satu kesatuan. Yang disebut “ada” itu paradoksal.
Klimaks dari setiap pertunjukkan di desa-desa yaitu pada saat adegan “terkaman” atau tubrukan antara kepala barongan dengan pantat Jathil karena adegan ini selalu disambut dengan riuh rendah teriakan dan suitan penonton. 
Dalam bukunya Sumardjo, kesenian teater tradisional, termasuk reog pada masyarakat religi asli difungsikan sebagai pemanggil kekuatan gaib, menjemput roh-roh pelindung untuk hadirdi tempat terselenggaranya pertunjukkan, memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat, peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan atau kepahlawanannya, pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang dan pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu. Fungsi-fungsi ini beberapa diantaranya masih akan terus hidup tetapi bila reog ini difungsikan diluar upacara, semuanya hanya mempunyai nilai profan saja.  Tarian dalam upacara ini dilakukan sebagai wujud partisipasi dalam aturan kosmos itu sehingga hidupnya menjadi otentik dan bernilai.
Berdasarkan bentuk dan konteks pementasan reog, masyarakat menyebut bentuk pertunjukkan reog malam bulan purnama dan Festival Reog Nasional (FRN) sebagai “Reog Festival” atau “Reog Kabupaten” , sedangkan jika pertunjukkan reog di desa disebut “ Reog Obyogan” atau “Reog Desa”.
Reog Festval biasanya dipentaskan dalam acara-acara resmi dan formal semacam Festival Reog Nasional (FRN), penyambutan tamu pemerintah. Sedangkan reog obyogan atau reog dea biasanya ditanggap oleh individu, keluarga atau desa dalam acara-acara khusus eperti pernikahan, khitanan, slametan atau bersih desa. Sebenarnya nama “obyogan” atau diebut juga “gambyongan” adalah sebutan bagi salah satu bagian dari pertunjukkan reog dalam tanggapan desa-desa yang menampilkan tarian dan penari Jathil secra bebas. Para jathil biasanya melepas jaran kepangnya, lalu menari dengan iringan music yang macam-macam mulai dari jaipongan hingga dangdut, melayu atau campur sari. Pada saat obyogan atau gambyongan penonton biasanya ikut berjoget dengan para penari jathil. Oleh karena itu, istilah obyogan lebih ring digunakan untuk menyebut kategori penari Jathil, sebagai oposisi dari “jathil festival” atau “jathil salon’. Dalam pentas reog reog obyogan selain barongan, penrai jathil mendapat posii sentral dalm pertunjukkan.
Berbeda dengan lagi jika reog festival dipentaskan di sebuah panggung pertunjukkan dengan level-level tertantu atau dalam pengertian sebuah panggung yang mempunyai batas-batas antara penonton dan pemain. Tidak seperti reog obyogan yang sesuai dengan situasi dan kondisi tempat pementasan.
Dalam improvisasi reog obyogan lebih spontan dalam melakukan gerakan, sedangkan reog festival melakukan gerakan standar atau gerakan yang telah ditentukan. Salah satu pembeda lagi adalah masalah sponor. Jika reog festival sponsornya adalah lembaga-lembaga formal, sedangkan reog obyogan sponsornya adalah orang yang melakukan pementasan(si penanggap). 






sumber:
1.      Fauzannafi, Muhammad Z. 2005, “Reog Ponorogo: Menari Di Antara Dominasi dan Keragaman”. Kepel Press, Yogyakarta, Januari 2005.
2.      Listiani, Wanda. 2008. Tafsir Komologis Reog Ponorogo. diakses dari http://wandalistiani.wordpress.com/2008/05/12/tafsir-kosmologis-reog-ponorogo/ pada 12 Mei 2008 pukul 3:48 pm.


                                    



energi vital dan cairan tubuh




ENERGI VITAL DAN CAIRAN TUBUH

Dalam ilmu akupunktur ( traditional Chinese medicine-TCM ) tubuh manusia terdiri atas Qi,darah,dan cairan tubuh yang berfungsi agar tubuh kita dapat hidup . Konsep kedokteran Barat cenderung ke pemahaman materi dan struktur sedangkan kedokteran timur (TCM) cenderung kearah fenomena,fungsi serta kolerasi nya. Ada beberapa terminologi yang perlu didiskusikan agar terjadi kesamaan bahasa dan pengertian dasar .
Terminologi Qi dipakai pada energi dan energi yang dapat menggerakkan materi. Dalam TCM energi dan materi itu merupakan  satu kesatuan yang terdiri atas 2 aspek,yaitu:aspek pertama.energi vital sudah ada sejak lahir dan berfungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan;aspek kedua energi yang didapat berasal dari makanan,air dan udara yang berfungsi untuk menjalankan fungsi organ Zang Fu dan meridian .
Qi dibedakan atas fungsi dan lokasinya seperti : Qi primer (Yuan Qi),Qi dada (Zong Qi),Qi nutrisi (Ying Qi),Qi pertahanan (Wei Qi). Selain itu Shen* dipergunakan untuk spirit atau semangat yang menggambarkan  kondisi tubuh atau kondisi spiritual seseorang,sehingga Shen dalam TCM lebih banyak menggambarkan aspek material.
Xue (darah) adalah cairan warna merah dan beredar dalam pembuluh darah. Dibentuk dari sari hara makanan oleh aktivitas lambung (Wei) dan limpa (Pi). Darah dikontrol oleh jantung (Xin) dan disimpan dihati (Gan)dan dijaga tetap di pembuluh darah oleh limpa (Spleen). Darah (Xue) berfungsi untuk memberikan nutrisi kepada organ dan jaringan tubuh kita.
Yin Ye (cairan tubuh) adalah seluruh cairan yang normal ada di dalam tubuh termasuk air ludah, air mata, ingus hidung(nasal discharge), keringat dan urine.
Proses Terjadinya Energi Vital
Qi ( energy )
Gu Qi ( khu Qi )berasal dari makanan dan minuman yang diserap lambung kemudian ditransfer oleh Pi limpa ke rongga dada untuk dikombinasikan dengan udara oleh Fei paru untuk membentuk Zong Qi  dan Zhen Qi , dengan melibatkan Xin jantung dan Fei paru . zong Qi adalah Qi dari dada dan merupakan rangkaian tertutup antara jantung dan paru untuk mengalirkan darah dan Qi ,baik untuk local maupun ke seluruh tubuh.
Wei Qi dan  Ying Qi  adalah bagian dari Zhen Qi atau Qi sejati . wei Qi terutama disalurkan ke kulit dan otot dan Ying Qi disalurkan melalui Jing Luo (saluran meridian) dan pembuluh darah (Xue mai). Secara alamiah fungsi dari Ying Qi dan Xue darah ini sangat dekat.
Xue ( darah )
Gu Qi ( khu Qi ) yang berasal dari sari makanan, di daerah dada diubah menjadi darah oleh aktivitas jantung ( Xin ) dan paru ( Fei ). Juga bagian Yin dan Jing Qi yang sudah tersimpan di ginjal ( Shen )merangsang sumsum tulang untuk memproduksi darah. Selanjutnya Yuan Qi  adalah Jing Qi yang bersifat Yang, mengaktifkan proses transformasi energy jantung dan paru dibagian Jiao atas, sedangkan pada daerah Jiao tengah ( middle Jiao ) merangsang transformasi makanan pada lambung dan transformasi  oleh limpa.
Jin Ye
Makanan dan minuman oleh Pi limpa dan Wei lambung dicerna menjadi cairan yang  halus dan lebih pekat kepadatannya berbentuk dan disebut Jin Ye. Bagian Jin lebih jernih,halus,ringan dan bersifat Yang serta lebih dinamis pergerakannya,disalurkan menuju ke paru untuk menjaga suhu tubuh,kelembapan dan nutrisi jaringan kulit dan otot. Hal yang sama juga didistribusikan kea rah Wei Qi. Bagian Ye berwarna keruh,lebih pekat,lebih bersifat Yin dan substansial,mempunyai jalur distribusi ke Ying Qi. Dan berfungsi menjaga kelembapan nutrisi ke Zang Fu, otak, dan organ berongga (orifices).
Istilah caiaran tubuh sering dipakai untuk terjemahan. Kata Ye dipakai untuk semua jenis cairan,sedangkan Jin Ye khusus untuk caiarn yang diproduksi oleh sel hidup. Yang termasuk Jin Ye diantaranya adalah cairan sekresi kelenjar tubuh seperti air mata,keringat,air susu,liur,sekresi hidung,asam lambung, dan organ genital. Walaupun demikian untuk cairan sisa ekskresi sisa metabolisme seperti urine termasuk dalam kelompok Ye,bukan Jin Ye. Jin Ye adalah cairan spesifik hasil sekresi tubuh.sedangkan air lebih bersifat general termasuk semua cairan di tubuh kita.
Jing
Istilah Jing disederhanakan sebagai energy vital. Ada 2 jenis Jing yaitu  renatal Jing (Jing Kongenital) dan Postanal Jing (Jing didapat). Jing Kongenital berasal dari orang tuanya,sudah ada sejak lahir,hasil perpaduan Qi dari pembuahan ovum dan sperma orang tuanya. Sedangkan postnatal Jing dibentuk dari transformasi sar hara makanan yang dilakukan oleh Pi limpa dan Wei lambung.
Shen
Prenatal Shen* dibentuk oleh keturunan dari pasangan orang tua,sedangkan Postanal Shen* terbentuk dari interaksi antara Qi dan Jing. Dalam TCM Xue jantung maupun Yin jantung merupakan tempat dari Shen*(spririt) dan kesadaran. Shen* menggambarkan vitalitas tubuh dan kekuatan daya juang kepribadian seseorang. Jing-Qi dan Shen* bersama-sama membentuk yang disebut San Bao atau The Three Treasure.
Ying Qi dan Xue
 Hubungan Ying Qi dan Xue melalui aspek Yin dari Zheng Qi yang keduanya mempunyai fungsi pemeliharaan nutrisi jaringan,otot dan sama-sama  melalui pembuluh darah.
Hubungan Qi-Xue-Jin Ye
Qi
Xue ( darah )
Qi bersifat Yang
Xue bersifat Yin
Qi adalah komander dari Xue
Xue adalah ibu dari Qi
Qi merangsang pembentukan darah
Xue memelihara nutrisi Zang Fu
Menjaga darah tetap di pembuluh darah


Qi dan Jin Ye
Qi lebih bersifat Yang daripada Yin Ye, serta merangsang pembentukan dan pergerakan dari Yin Ye di seluruh tubuh. Sedangkan  Yin Ye berfungsi untuk pemeliharaan nutrisi organ Zang Fu. Ye dan Ying Qi relative bersifat  Yin, mengalir bersama-sama untuk menjaga kelembapan dan nutria Zang Fu dan jaringan. Namun hakikat Ye adalah untuk menjaga kelembapan sedangkan Ying untuk nutrisinya. Ye memiliki hubungan istimewa dengan Brain Bone dan Orifices(mulut rongga).
Qi dan Jing
Jing lebih murni dan bersifat Yin daripada Qi. Prenatal dan Postanal Jing mengaktifkan pembentukan Qi dan Qi merangsang pembentukan postanal Jing dari makanan dan minuman. Hubungan kerja Shen Qi dan Shen Jing sangat dekat. Wei Qi dan aspek Yang dari Jing keduanya untuk menjaga suhu tubuh dan aktifitas.
Qi bertanggung jawab terhadap fungsi tubuh kita dari hari ke hari sedangkan Jing bertanggung jawab atas siklus tujuh dan delapan tahunan pertumbuhan TCM.
Qi dan Shen
Keduanya relative bersifat Yang,Shen* adalah penggambaran keadaan Yang dan merupakan interaksi dari Jing dan Qi an memberikan pertanda keunikan kualitas tubuh kita dalam: kesadaran,, pengenalan diri dan menunjukkan vitalitasnya.
Xue dan Jin Ye
Keduanya bersifat Yin dan merupakan kesatuan cairan dari seluruh tubuh. Darah dan Jin Ye saling berkaitan kepentingan. Kepentingan darah akan berefek pada Jin Ye berupa kerusakan Yin Ye. Panas dan difisiensi Yin akan berimbas pada penurunan kualitas serta kuantitas darah. Xue dan Jin Ye juga berperan dalam menjaga kelembapan dan nutrisi, namun Jin Ye lebih menonjol dalam penjagaan kelembapan.
Xue dan Jing
Xue relative Yin terhadap Qi,sedangkan Jing relative Yang terhadap darah. Aspek Yin dari Jing mengandung materi dasar pembentukan sel darah serta aspek Yang-nya yang merangsang terjadinya proses tersebut. Xue memberikan nutrisi dan kelembapan organ Zang Fu dan terlibat dalam pembentukan postnatal Jing di Ginjal. Seperti halnya Qi,Xue juga terlibat proses metabolisme dari hari ke hari,dan Jing terlibat proses siklus panjang pertumbuhan dan reproduksi.
Xue dan Shen
Shen* relative Yang terhadap Xue (darah). Jantung mengatur Shen* dan Xue. Bila Yin jantung dan Xue jantung terganggu berkurang jumlahnya,maka Shen akan kehilangan tempatnya dan terjadi gangguan pada Shen* serta fungsi jantung itu sendiri.
Jin Ye dan Jing
Keduanya relative bersifat Yin,tetapi keduanya mempunyai unsur  Yin dan Yang. Jing Ye dan Jing tersimpan di Ginjal. Jing mengaktifkan pembentukan dan transformasi Yin Ye. Yin Ye lebih banyak terlibat dalam segala proses di dalam tubuh,sedangkan Jing lebih ke pengaturan ritme.
Jin Ye dan Shen
Jin Ye dan Shen* sama-sama berpengaruh Tin jantung dan Xue jantung,sehingga gangguan pada Shen* akan memengaruhi Jin Ye melalui Yin dan Xue.
Jing dan Shen
Shen* lebih halus dan lebih Yang. Shen* merupakan manifestasi dari Jing dan Qi, dan diperintah oleh jantung. Jing diatur oleh Shen(ginjal). Hubungan istimewa antara ginjal dan jantung, serta kolerasi Shen* dan jing merupakan dasar dari kedokteran Cina.
Kesimpulan
Kelompok Yang   : Wei Qi, Jin Shen, dan Jin yang bersifat Yang
Kelompok Yin          : Ying Qi, Ye Xue,dan Jin beraspek Yin
Hubungan Yin Yang dengan lima substansi energy
1. Yin Yang bersifat relative. Jing adalah Yin relative ke Qi ,tetapi Yang relative ke Xue darah.
2. Semua fenomena bersifat Yin atau Yang,kedua-duanya mempunyai sifat kearah Yang atau Yin.
3. Yin dan Yng saling tergantung satu sama lain :Yin memelihara nutrisi Yang dan Yang melindungi Yin.Contohnya : Qi menggerakkan Xue (darah) dan Xue memelihara Qi.
Pola disharmoni energi
Ketidakharmonisan substansi energy dapat dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu Defisiensi Qi-Defisien Jin Ye, Defisien Xue-Defisien Jing, Stagnasi Qi-Defisiensi Shen, dan Stagnasi Xue-Disturbances Shen*.




 DAFTAR PUSTAKA
Author: Michael Suswanto, Sumber: Milis Filsafat @YahooGroups.Artikel asli berjudul: Tubuh Manusia dan Hukum Universal
AKUPUNKTUR DASAR
Editor
DR Koosnadi Saputra, dr , Sp .R
Agustin Idayanti, dr , MS