Plato
adalah seorang dari salah satu Filosofi Yunani Klasik. Dia dilahirkan di Athena
pad tahun 427 SM. Plato berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun
memegang peranan penting dalam politik Athena.
Semula
namanya adalah Aristokles. Dia diberi nama Plato karena guru senamnya yang memberikan
nama itu kepadanya. Gurunya bisa memberikan nama itu karena nama itu cocok
dengan postur tubuhnya yang tegap dan parasnya yang elok. Di masa remaja Plato
besahabat dan berguru dengan salah satu filsof yunani yang juga tersohor,
Socrates. Tapi sahabat sekaligus gurunya itu pada umur tujuh puluh tahun
dihukum mati karena dituduh melakukan hal yang hina dan merusak akhlak angkatan
pemuda Athena. Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Socrates ini membuat Plato
membenci pemerintahan demokratis. Karena menurut Plato Socrates adalah orang
terbijaksana orang terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia yang
pernah dia kenal. Setelah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan
selama 10-12 tahun mengembara ke mana kaki membawa.
Dalam
pengembaraannya ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofnya. Ada
yang mengatakan ketika ia di Megara, ia mengarang beberapa dialog mengenai berbagai
macam pengertian dalam masalah hidup yang berdasarkan ajaran Socrates. Dari
Megara ia ke Kyrena, di mana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik
pada seorang guru yang bernama Theodoros. Di Kyrena, ia juga mengajarkan
filosofi dan mengarang buku-buku. Setelah dari Kyrena ia melanjutkan
perjalanannya ke Italia Selatan lalu ke Sirakusa di Pulau Sisilia. Di sini dia mempunyai seorang sahabat yang bernama
Dionysios. Di antara mereka berdua membuat sebuah kesepakatan, agar Plato
mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya, agar tercapai suatu perbaikan
sosial. Suatu hari Plato merasakan danya sebuah kesempatan untuk melaksanakan
teorinya tentang pemerintahan. Menurutnya bahwa kesengsaraan di dunia tidak
akan berakhir sebelum filosof menjadi raja-raja atau raja-raja menjadi filosof.
Tetapi ajaran Plato yang dititikberatkan kepada pengertian moral dalam segala
perbuatan yang lambat laun menjemukan Dionysios. Akhirnya karena kejenuhan ini
Dionysios Plato di tuduh sabagai seseorang yang berbahaya bagi kerajaan yang
dipimpin oleh Dionysios. Tetapi Plato dibebaskan oleh seorang bekas muridnya,
Annikeris.
Sekitar
tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan Akademia sebagai pusat penyelidikan
ilmiah dan disekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu
menjadikan filusuf-filusuf yang siap menjadi pemimpin negara. Dari Akademia
munculah perguruan-perguruan yang saat ini lebih menekankan pada kajian ilmiah
bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan megajar di akademia ini hingga
akhir hayatnya. Plato mengajar dengan caranya sendiri yaitu berjalan-jalan di
kebun. Dalam pengajarannya itu ia juga menggunakan sistem dialog, bersoal-jawab
seperti yang dilakukan oleh Socrates. Memberi uraian dan mengajar filosofi
berdasarkan dialog, bersoal-jawab adalah kerja utama Plato. Hanya di waktu
luang ia mencurahkan pikirannya pada karang-mengarang tentang berbagai masalah.
Plato tidak pernah menikah dan tidak mempunyai anak. Kemenakannya Speusippos
menggantikannya mengurus Akademia.
Semasa
hidupnya Plato sudah megarang beberapa buku. Tulisan-tulisannya rata-rata
hampir berbentuk dialogkarena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji
jika dilakukan melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara
lisan di Akademia-nya. Disatu sisi ia masih mempercayai beberapa mitos yang
digunakan olehnya untuk mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal adiduniawi.
Dan tentunya ia banyak dipengaruhi oleh gurunya, Sokrates dalam pemikirannya. .
Jumlahnya tidak kurang dari 34 buku. Kebanyakan dari karya Plato didasarkan
pada idea, cita-cita, yang tertinggi, idea kebaikan, pokok pendirian dalam
dialog-dialog tidak sama semuanya. Ada yang menemukakan bahwa
perbedaan-perbedaan itu karena kemauan dari kemajuan dalam alam pikiran Plato.
Ada
dua pendapat yang dapat membantu dalam memahami karya Plato yang begitu banyak.
Yang pertama dengan cara metodik. Cara ini dikemukakan oleh FR. Schleiermacher
yang dalam pendahuluan di bukunya yang berisikan terjemahan dialog Plato dalm
bahasa Jerman(804-1810 dan 1828). Schleiermacher mengatakan bahwa ketegasan
kata Plato tidak dapat diketahui dari tulisannya saja. Bagian yang terbesar
dari pendapatnya dilakukannya saat mengajarkan filosofinya bahwa ajaran yang
dibentangkannya kepada pembacanya sudah dipahamkannya benar-benar. Mula-mula
disiapkannya pembaca dengan pengetahuan yang elementer. Kemudian pembaca itu
diajaknya memikirkan hal-hal itu dengan jalan dialektik sampai akhirnya
pikirannya matang tentang masalah itu. Tulisan-tulisan Plato bersifat
konstruktif, seperti Dialoge, Republik dan Timalos. Kedua dengan cara genetik,
mengikuti perkembangannya. Cara ini dikemukakan oleh Carl Fredrich Hermann
dalam bukunya”Sejarah dan Sistem Filosofi Plato”, terbit pada tahun 1839.
Fredrich berpendapat bahwa tulisan-tulisan Plato dapat diikuti perkembangan
pikirannya sendiri. Ia bermula dengan yang kecil dan maju sampai yang besar.
Menurut Fredrich menempatkan tulisan Plato dalam empat masa, dimana tiap masa
mempunyai karakteristik sendiri. Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya
dalam masa mudanya yaitu waktu Socrayes hidup dan meninggal. Buku-bukunya yang
ditulis pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia
Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Kedua buah tangan yang ditulisnya pada
masa yang dikenal”masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara, yaitu waktu Plato tinggal sementara di situ.
Dialog-dialog yang di duga di tulisnya dalam masa itu adalah Gorgias, Kratylos,
Menon, Hippias dan lainnya. Ketiga di masa matangnya, tulisannya masa itu dan
tersohor sepanjang masa adalah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku
II-X. Keempat, buku yang ditulisnya pada masa tuanya. Dialog yang dikarangnya
pada masa itu adalah Theaitetos, Parmenides, Shopistos, Politikos, Philibos,
Timaios, Kritias, dan Nomoi.
Dalam
menjalani hidupnya Plato mempunyai pandangan seperti Socrates. Pandangan Plato
ini bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi
baik. Budi menurutnya adalah tahu. Orang yang berpengetahuan denagn sendirinya
berbudi baik. Oleh sebab itu di sempirnakan oleh pengetahuan dan pengertian.
Pandangan
Plato bersendi pada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori
pengetahuan di praktikkan dalam hidup. Karena kemauan seseorang bergantung
kepada pendapatnya serta nilai kemauan itu terletak pada pendapat itu. Dari
pengetahuan yang sebenarnya dapat dicapai dengan dialektik timbul budi yang
lebih tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadi
menurut Plato, budi terdiri dari dua macam. Pertama, budi filosofi yang timbul
dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh
kebiasaan orang banyak. Sikap hidup tidak muncul dari keyakinan, melainkan
kepada moral orang banyak dalam kehidupan sehari-hari.
Ajaran-ajaran yang diterangkan oleh Plato
antara lain, yaitu
1. Ajaran
tentang idea-idea
Idea
merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia
beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari
subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi
sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Dalam menerangkan idea ini
Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitu dunia yang mencakup
benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap
terus berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia lainnya adalah dunia
idea, dan dunia idea ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba
sempurna. Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda
jasmani. Hubungan antara idea dan realitas jasmani bersifat demikian rupa
sehingga benda-benda jasmani tidak bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea
itu. Hubungan antara idea dan realitas jasmani ini melalui 3 cara. Pertama,
idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian
dalam idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat. Ketiga,
Idea merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit
itu merupakan gambaran tak sempurna yang menyerupai model tersebut.
2. Ajaran
tentang jiwa
Plato
menganggap bahwa jiwa meruakan pusat atau inti sari kepribadian manusia, dan
pandangannya ini dipengaruhi oleh sokrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Jiwa mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa
dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini sebenarnya
hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai
pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia
masuk ke dalam dunia realitas jasmani pengetahuan yang sudah ada itu hanya
tinggal diingatkan saja maka Plato menganggap tugas seorang guru adalah
mengingatkan muridnya tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka
miliki.
3. Ajaran
tentang etika
Ajaran
Plato tentang etika kurang lebih mengaatakan bahwa manusia dalam hidupnya
mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam
polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani kuno yaitu hidup sebagai manusia
serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya
berdasarkan nomos atau adat kebiasaan saja dan bukan physis atau kodrat. Plato
tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan
mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kdratnya hidup dalam polis atau
negara.
4. Ajaran
tentang negara
Menurut
Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau
saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang
pekerjaan sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu
waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena
adanya pertambahan penduduk dan kebutuhan pun bertambah sehingga memungkinkan
adanya perang dalam perluasan ini. Ada tiga golongan dalam negara yang baik.
Pertama, Golongan penjaga yang tidak lain adalah para filusuf yang sudah
mengetahui “yang baik” dan kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua,
Pembantu atau prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang
menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis. Plato tidak begitu
mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya
keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama ratakan itu semua
tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut. dapun negara yang diusulkan
oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarki, karena jika hanya monarki maka
akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu dmokrasi maka akan terlalu
banyak kebebasan, sehingga perlu didadakan penggabungan, dan negara in
berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan ini dimaksudkan menghindari nasib
yang terjadi di Athena.
Plato
mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosofis. Ia pandai
menyatukan puisi dan ilmu serta seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan
abstrak dapat ia lukiskan dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada satu seorang
filosof yang menandingi Plato dalam hal yang satu ini.
Daftar Sumber
Anonim.2008.Plato-Filosof
Yunani Kuno diakses dari http://www.googlebottle.com/tokoh-dunia/plato-filosof-yunani-kuno.html pada 7 Desember 2008.
Anonim.2009.Biografi
Tokoh Dunia(Kumpulan Biografi dan Profil Para Tokoh Terkenal Dunia) diakses
dari http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-plato.html’
Arif.2007.Selayang
Pandang tentang Plato diakses dari http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/05/06/selayang-pandang-tentang-plato/
Iriwij.2008.Paradoks Tentang Forma dalam
Antagonisme Plato terhadap Seni diakses dari http://iriwij.wordpress.com/2008/07/25/paradoks-tentang-forma-dalam-antagonisme-plato-terhadap-seni/
pada 25 Juli 2008.